Asalamualaikum ikhwanul Muslimin, silahkan yang memerlukan e_book kajian islam bisa langsung berkunjung ke sini
http://silibagi.blogspot.com/p/kitab-islam-lainnya.html

Pondok Pesantren Al-Huda Turalak terletak di blok Turalak Rt 01/02 dusun Desa, Desa Sukamaju Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat Sekitar 3.5 Km arah timur laut kota Ciamis. Didirikan oleh Alm. K. Ahmad Sukaeji Pada Tahun 1927 dan diteruskan oleh Putra beliau yaitu K. Aliyul Chowas, dan kini telah mencapai kurun ke 3 yaitu KH. Asep Alinurdin.
Sabtu, 09 Mei 2015
SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN DI INDONESIA
Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudain dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah seorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama Dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.[2]
Definisi pesantren
Etimologi
Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa.[rujukan?] Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan.[rujukan?] Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai.[rujukan?] Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok.[rujukan?] Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan.[rujukan?]Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri.[rujukan?] Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa Sansakerta, atau mungkin Jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan.[rujukan?] Istilah santri juga dalam ada dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang C. C Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu.[rujukan?] Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.[3]
Peranan
Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam.[rujukan?] Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertical (dengan penjejelan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial).[rujukan?] Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (regional-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kikian masyarakat (society-based curriculum).[rujukan?] Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus merespons carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya.[4]Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia.[rujukan?] Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam.[rujukan?] Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.[5]
Banyak pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya dengan biaya yang rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya yang lebih tinggi.[rujukan?] Meski begitu, jika dibandingkan dengan beberapa institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh lebih murah.[rujukan?] Organisasi massa (ormas) Islam yang paling banyak memiliki pesantren adalah Nahdlatul Ulama (NU).[rujukan?] Ormas Islam lainnya yang juga memiliki banyak pesantren adalah Al-Washliyah dan Hidayatullah.[rujukan?]
Jenis pesantren
Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan Umum, kini banyak pesantren yang menyediakan menu pendidikan umum dalam pesantren. kemudian muncul istilah pesantren Salaf dan pesantren Modern, pesantren Salaf adalah pesantren yang murni mengajarkan Pendidikan Agama sedangkan Pesantren Modern menggunakan system pengajaran pendidikan umum atau Kurikulum.Pesantren salafi
Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya disebut pesantren salafi.[rujukan?] Pola tradisional yang diterapkan dalam pesantren salafi adalah para santri bekerja untuk kyai mereka - bisa dengan mencangkul sawah, mengurusi empang (kolam ikan), dan lain sebagainya - dan sebagai balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai mereka tersebut.[rujukan?] Sebagian besar pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali.[rujukan?] Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh di waktu pagi hingga mereka tidur kembali di waktu malam.[rujukan?] Pada waktu siang, para santri pergi ke sekolah umum untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore mereka menghadiri pengajian dengan kyai atau ustadz mereka untuk memperdalam pelajaran agama dan al-Qur'an.[rujukan?]Pesantren modern
Ada pula pesantren yang mengajarkan pendidikan umum, dimana persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada ilmu umum (matematika, fisika, dan lainnya).[rujukan?] Ini sering disebut dengan istilah pondok pesantren modern, dan umumnya tetap menekankan nilai-nilai dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri.[rujukan?] Pada pesantren dengan materi ajar campuran antara pendidikan ilmu formal dan ilmu agama Islam, para santri belajar seperti di sekolah umum atau madrasah.[rujukan?] Pesantren campuran untuk tingkat SMP kadang-kadang juga dikenal dengan nama Madrasah Tsanawiyah, sedangkan untuk tingkat SMA dengan nama Madrasah Aliyah.[rujukan?] Namun, perbedaan pesantren dan madrasah terletak pada sistemnya. Pesantren memasukkan santrinya ke dalam asrama, sementara dalam madrasah tidak.[rujukan?]Cabang pesantren induk
Terdapat pula suatu pondok pesantren induk yang mempunyai cabang di daerah lain, dan biasanya dikelola oleh alumni pondok pesantren induk tersebut.[rujukan?] Sebagai contoh, Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di Ponorogo, Jawa Timur mempunyai cabang pondok alumi, antara lain:- Pondok Modern Arrisalah di Slahung, yang dipimpin oleh KH Ma'sum Yusuf.[rujukan?]
- Pondok Modern Assalam Sukabumi di Sukabumi Jawa Barat yang dipimpin oleh K.Badrusyamsi, M.Pd.[rujukan?]
Modernisasi pesantren
Sebab-sebab terjadinya moderenisasi Pesantren diantaranya: Pertama, munculnya wancana penolakan taqlid dengan “kembali kepada Al-Qur’an dan sunah” sebagai isu sentral yang mulai di tadaruskan sejak tahun 1900.[rujukan?] Maka sejak saat tiu perdebatan antara kaum tua dengan kaum muda, atau kalangan reformis dengan kalangan ortodoks/konservatif, mulai mengemukan sebagai wancana public.[rujukan?] Kedua: kian mengemukannya wacana perlawanan nasional atas kolonialisme belanda.[rujukan?] Ketiga, terbitnya kesadaran kalangan Muslim untuk memperbaharui organisasi keislaman mereka yang berkonsentrasi dalam aspek sosial ekonomi.[rujukan?] Keempat, dorongan kaum Muslim untuk memperbaharui sistem pendidikan Islam.[rujukan?] Salah satu dari keempat faktor tersebut dalam pandangan Karel A. Steenbrink, yang sejatinya selalu menjadi sumber inspirasi para pembaharu Islam untuk melakukan perubahan Islam di Indonesia.[6]Jumat, 08 Mei 2015
SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN AL HUDA TURALAK
Pondok Pesantren Al-Huda Turalak terletak di blok
Turalak Rt 01/02 dusun Desa, Desa Sukamaju Kecamatan Baregbeg
Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat Sekitar 3.5 Km arah timur laut kota
Ciamis. Didirikan oleh Alm. K. Ahmad Sukaeji Pada Tahun 1927 dan diteruskan
oleh Putra beliau yaitu K. Aliyul
Chowas, dan kini telah mencapai kurun ke 3 yaitu KH. Asep Alinurdin.
Pada awalnya berdirinya Pondok Pesantren Al-Huda
Turalak merupakan lembaga pendidikan non formal yang hanya menyelenggarakan
pengajian kitab kuning saja,
Namun seiring dengan tuntutan perkembangan dakwah dan
penyebaranya maka yayasan Pondok Pesantren Al Huda Tuuralak membuka Program
program pendidikan formal tanpa meninggal ciri khasnya sebagai pendidikan
Pondok Pesantren Salafiyah yang menityik beratkan kepada pendidkan santri untuk
menjadi Mu’allim ( pengajar ), Muaddib ( Pelatih ) murobby ( Penngurus ) dan
Mujahid ( Pejuang )
CONTOH MC PERNIKAHAN
MC PERNIKAHAN
بسم الله الرحمن الرحيم
Kembang
malati jatining puji anu sajati ker saning Alloh anu Maha Suci, kembang gadung
rasa Syukur anu gumulung dina jajantung ker saning Alloh anu Maha Agung,
kembang campaka ungkapan puja urang sanggaken ka Alloh anu Maha Wisesa tur gagah
perkasa
Sholawat sareng
Salam mugia dikocor golontorken ka insan pinilih anu pangkawentarna di antera
manusa sadunya buktina Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Para sepuh
lelencer turus turunan, para pupuhu payung iye nagara, saderek kadang mitra
sadaya anu ku pribados dipihormat
Tutut
gunung keong reuma sumangga gera caralik .
Cunduk
waktu nu rahayu ninggang mangsa anu waluya acara mimiti dipeuteumbeuyan, lalangse
pananya hate ayena urang singranyken, gesan mapag balebat ti belah wetan, rek
berlayar tarik jangkar mapag jalan anu ngembat taya simpangan, nanging memeh
kebatna lumampah ranggeuyan acara urang sebatan :
-munggaran pembukaan.
-anu kadua
aosan ayat suci AL-QUR'AN di lajeng ku maos sholawat.
-anu ka
tilu seren/ sambutan bakal panganten di lajeng ku panampian.
-anu ka opat
akad tikah di susul ku sungkem.
-anu kalima
do'a/ tutup kalayan acara di papas pungkas.
Sumangga
acara urang sami-sami guluyurkeun.
Komentar
aosan al-qur'an:
Hadirin
kadang mitra sadaya, mun berlayar tanpa kemudi palang siang katambias, mun
hirup tanpa kadali palang siang bakal sesah, poekeun jalan, leungiteun udagan,
ngan bagja keur sakumna umat islam hirupna teh boga padoman sareng gaduh
lelencer buktosna AL-QUR'AN.
Bisi
lempang pareng sasab, mun berlayar katambias rampang rempeng poekeun jalan
sorangan. saena bae Alloh mah maha bageran tos masihan bener keur pamuntangan
sangkan manah janteun ca'ang giligah ku ka tentreman kalayan maksad ibadah
sumangga urang sami sami rungukeun aosan ayat suci Al-Qur'an, ka saderek/pangersa
anu mancen tugas di haturanan.
Komentar : galindeng
kalam Ilahi lebet mungkas kana sanubari sumarambah kana manah nyaliara minuhan
salira. sok komo ngartos kana ma'nana, cacakan
dirarampa geuning nikmat karaosna .
Deudeul
pidu'a kanu Maha Suci mugia ageng manfa'atna utami kanu maosna miwah urang
sadayana
Amin ya Robal
‘alamin
Komentar
seren bakal pangaanten :
Selenting
bawanig angin kolepat bawaning kilat ,beja aya jajaka rek nyaba rek ngungsi pasini
janji rek ngaguar subaya anu katunda, brul ngimbung ,bral ngabaratay, legedet
aletan nana, ngalet ngengket ngabandalet ngembat-ngembat, gurat badag pasejaan
parantos kataroh nanging wincikan pangesi ati gura kandungan manah eta mah te acan
kataroh, gesan ngabenyeur beaskeunana sumangga ka wawakil tipara tatamu di
haturanan
Komentar
nampi panganten:
Hadirin
kadang mitra sadayana anu ku pribados dipihormat. sakitu pisaur sesepuh wawakil
ti para tamu di guar paragat nembrak sihoreng mana horeng kena kana paripaos :
''caang
bulan ambil-ambilan turuktuk hayam kamatu''
seja
ngamantu tunggang putra, purah nutu purah ngejo purah ngasakan baligo, purah
calik dina lampit, purah tunggu imah gede kituna teh bari nyepeng tutungkusan.
Gunung
luhurna tanpa tutugan kujangkungna, sagara mayakpak lir tanpa tepi ku legana. Bawi
raos kabingah pribumi mah langkung tikitu.
Giliran anu
ka sumpingan, enggal tamu bagiakeun turut tumut nyumponan ajaran babasan
pangeran. Kanu di pancen tugas atas nami pribumi sumangga di haturanan.
Catatan:
-rengse
panampian panganten di candak.
-cacandakanana
di sanggakeun (biasa secara simbolik)
Komentar
akad tikah
Melati
linggarna ati cempaka na dada kembang agustus maridang na taratug tutunggulan
cinta jeng cita rek di amproken, akang ...... nyai…… mun kamari kungsi aya
carita antara dua waruga antara akang jeng nyai, wayahna katunda heula
saheulana, samemeh masing2 boga tihang geusan boga pamuntangan, basa jalan
simpangan ges ngabulungbung ,engkang mah mengkol ka kenca nyaimah ka katuhu, dupi
udagan tundana dada. Akang …. Nyai…. Ki wari jalan teh tepang dei di hiji, sumangga
gera angkat sasarengan mapay jalan anu ngembat taya simpangan.
Niti wanci
nu mustari, ninggang mangsa anu waluya, tresna janji nu tos pasini subaya nutos
midua dina waktu nu tos panuju cangred geget nu tos leget nyalingkuh di lupuk
manik kalbu, tansyah jiyad pidu'a tisadaya di tunggu-tunggu di para guru
pangheman ti para ikhwan katut pang wuwuh ti para sepuh kana kawening galih
kasetraan nana bapa ibu saderek sadayana timpah hatur nuhun ti anggalna.
Hadirin
kadang mitra sadaya
Ku urang
sami kasaksen yen ti sepuh tidua pihakannana
sami-sami ikrar manah rumojong kana kahoyong para putrana manjing kana
pari paos !
'''batu
turun kesik naek, kalapa tonggohen nana. itu purun ieu daek saruwa
bogohennana''.
Hadirin anu
sami hadir pepek syarat katut rukun nyakitu panganten sakalih, kantun akad anu
teu acan, atuh mangga ka bapak patugas ti KUA miwah amilna ngagarap
hancengannana
Komentar
sawer
Hadirin
Rohimakumulloh.
Ku endah
itu gunung ngarunggunuk ngalak paul katuruban mega bodas lir putri ker kulem
saratus taun.
Duh waas
itu lautan mayakpak lir tanpa batas pasing surungkuy ombak lir ngajanjiken
sarebu kaendahan asa naon teing mun ngalakonan, Meren bagja karasana nanging ie
buktina mah ayena akad tikah ges laksana carita lajang jeng bujang ayena mah
angges dengen kari mangkat beber layar mangka teger cekel kemudi, nanging
sateacan kebatna lumaku bilih gunung rumpil jalana, bisi laut gede ombakna
ibu/bapak miwah guru maksad mekelan tur ngawur piwuruh dasar mikamelang kahidep
duaan. sumangga kapangersa syaekhuna di haturanan.
Komentar du'a
Runtuyan
saur piwuruk ranggeyan patwa piwejang ngagalindeng matak nineng, ker obor
dimana poek ker itek dimana leueur, batur ludeng waktu keueng batur bungah
mangsa susah, paragi yaliksik diri ngarampa jeng awak.
Hatur sewu
nuhun laksa ketikabingahan kapangersa mugia ageng manpaatna.
Amin yaa
robal alamin
Giliran anu
panungtung acara urang lekasan gera panteng mapat du'a munajat kanu kawasa
minangka jajap panganter gesan mapag kabagjaan dunya rawuh akheratna, khususna
kanggo panganten sakalih umumna urang sadayana.
Kanggo yeseupuhan
ieu du'a dihaturanan sareng hormat ka pangersa ….. sumangga di haturanan.
Komentar
panutup
Tutug
rampung tuntas paragat acara dipapas pungkas kalayan teu aya halangan harungan
naon-naon sumangga urang rumpak sasarengan maosken hamdalah.
Kalajengan
pribados atas nami anu mancen tugas iye acara tangtos seer tutus langkung
kepang halangan, bobo sapanon carang sapakan saur nu tekaukur ucap nu teu ka unggang
pondok nyogok nyugak saur pari paos teu aya anu di teda litang ageng cukup
lumur neda jembar pangampura ti sadaya.
Kalayan di
tutup ku du'a robbanaa aatinaa piddunya hasanah wafil akhiroti hasanah wakinaa
a'daabanar.
Wassalam
12-04-2004 AL-HUDA
MABADE ILMU BAYAN
الحمد لله ربّ العالمين وبه نستعين على امور الدنيا
والدين وعلى اله وصحبه اجمعين فهذا مختتصر من علم البيان
إنّ مبادي كل فن عشره * الحد والموضوع ثم الثمره
إنّ مبادي كل فن عشره * الحد والموضوع ثم الثمره
وفضله ونسبة والواضع * والاسم الاستمداد حكم الشارع
مسائل والبعض بالبعض اكتفى * ومن درى الجميع حازالشرفا
علم البيان
البيان
لغة الكشف والايضاح . واصطلاحا :
حده : علم يعرف به ايراد معنى الواحد بطريق مختلفة
بعضها اوضح من بعض فى الدلالة على معنى المراد
موضوع : الألفاظ
العربية من حيث تشبه والمجاز والكنايه
ثمره : الوقوف على اسرار الكلام العربى منشورة
ومنظومة ومعرفة ما فيه من تفاوت فى فنون الفصاحة الذى حرى الجن والإنس فى محاكته وعجزوا
عن الاتيان بمثله كما قال الله تعالى قل
لو اجتمعت الانس والجن الخ ...
فضله : انه من اشراف العلوم او به تعرف بلاغة القرأن والاعجاز
عن الاتيان بمثله
نسبة
: التباين
واضع : ابو عبيدة ابن المشنى المتوفى 211 من تلميد
امام خليل ابن احمد الفراهد فى كتابه
المجاز فى القرأن
اسم
: علم البيان
استمداد
: من الكتاب الشريف والحديث النبي والكلام العربى
حكم :
فروض الكفاية او فروض العين لمن مارس التفسير والحديث
مسائل
: كل مجاز مفرد اذا كانت علاقته مشابهة فهو
مجاز استعاره
كل مجاز مفرد اذا كانت علاقته غير
مشبهة فهو مجاز مرسل
واعلم أنه ينبغى لكل شارع فى فن ان يتكلم على
البسملة بما ينسبها الان نشرع على علم
البيان
DO'A KHOTAM QURAN
دعاء ختم القرأن
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ
العَالَمِيْنَ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ
الحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلَالِ وَجْهِكَ الكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
اللَّهُمَ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ
جَمِيْعِ الأَهْوَالِ وَالأَفَاتِ وَتَقْضِى لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الحَاجَاتِ وَتُطَهِرُنَا
بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ
وَتُبَلِّغْنَا بِهَا أَقْصَى الغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الخَيْرَاتِ فِى الحَيَاتِ
وَبَعْدَ المَمَاتِ اللَّهُمَ رَبَّنَا يَارَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ أَنْتَ
السَّمِيْعُ العَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا يَا مَوْلَانَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَابُ
الرَّحِيْمُ وَاهْدِنِى وَاهْدِنَا وَوَفِّقْنَا اِلَى الحَقِ وَاِلَى طَرِيْقٍ مُسْتَقِيْمٍ
* بِبَرْكَةِ خَتْمِ القُرْأَنِ العَظِيْمِ * وَبِحُرْمَةِ حَبِيْبِكَ وَرَسُوْلِكَ
الكَرِيْمِ * وَاعْفُ عَنَّا يَا كَرِيْمُ * وَاعْفُ عَنَّا يَا رَحِيْمُ * وَاغْفِرْ
لَنَا ذُنُوْبَنَا بِفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ
وَيَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ *
اللَّهُمَ زَيِنَّا بِزِيْنَةِ خَتْمِ القُرْأَنِ * وَأَكْرِمْنَا
بِكَرَامَةِ خَتْمِ القُرْأَنِ * وَشَرِّفْنَا بِشَرَافَةِ خَتْمِ القُرْأَنِ * وَأَلْبِسْنَا
بِخِلْعَةِ خَتْمِ القُرْأَنِ * وَأَدْخِلْنَا الجَنَّةَ مَعَ القُرْأَنِ * وَعَافِنَا
مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الأَخِرَةِ بِحُرْمَةِ خَتْمِ القُرْأَنِ
* وارْحَمْ جَمِيْعَ اُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بِحُرْمَةِ خَتْمِ القُرْأَنِ *
اللَّهُمَ اجْعَلِ القُرْأَنَ لَنَا فِى الدُّنْيَا قَرِيْنًا * وَفِى القَبْرِ مُؤْنِسًا
* وَفِى القِيَامَةِ شَفِيْعًا * وَعَلَى الصِّرَاطِ نُوْرًا وَقَائِدًا * وَاِلَى
الجَنَّةِ رَفِيْقًا * وَمِنَ النَّارِ سِتْرًا وَحِجَابًا * وَاِلَى الخَيْرَاتِ
كُلِهَا دَلِيْلًا وَّاِمَامًا * بِفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ * اللَّهُمَ ارْزُقْنَا بِكُلِّ حَرْفٍ مِنَ القُرْأَنِ حَلَاوَةً
* وَبِكُلِّ كَلِمَةٍ كَرَامَةً * وَبِكُلِّ أَيَةٍ سَعَادَةً * وَبِكُلِّ سُوْرَةٍ
سَلَامَةً * وَبِكُلِّ جُزْءٍ جَزَاءً * وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ
وَأَلِهِ اَجْمَعِيْنَ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ * اللَّهُمَ انْصُرْ سُلْطَانَنَا
سُلْطَانَ المُسْلِمِيْنَ *وَانْصُرْ وُزَرَائَهُ وَوُكَلَائَهُ وَعَسَاكِرَهُ اِلىَ
يَوْمِ الدِّيْنِ وَاكْتُبِ السَّلَامَةَ وَالعَافِيَةَ عَلَيْنَا وَعَلَى الحُجَّاجِ
وَالغُزَاةِ وَالمُسَافِرِيْنَ وَالمُقِمِيْنَ فِى بَرِّكَ وَبَحْرِكَ مِنْ اُمَّةِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمْ اَجْمَعِيْنَ* اللَّهُمَ بَلِّغْ ثَوَابَ مَاقَرَأْنَاهُ
وَنَوِّرْمَا تَلَوْنَاهُ لِرُوْحِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ* وَلِأَرْوَاحِ أَوْلَادِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَاَصْحَابِهِ رِضْوَانُ اللهِ
تَعَالَى عَلَيْهِمْ اَجْمَعِيْنَ*وَلِأَرْوَاحِ اَوْلِيَاءِ اللهِ وَعُلَمَائِهِ
وَلِأَرْوَاحِ ابَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَبْنَائِنَا وَبَنَاتِنَا وَإِخْوَانِنَا
وَاِخْوَاتِنَا وَأَصْدِقَائِنَا وَأُسْتَادِنَا وَأَقْرِبَائِنَا وَمَشَايِخِنَا
وَلِمَنْ لَهُ حَقُّ عَلَيْنَاوَخُصُوْصًا.......وَلِأَرْوَاحِ جَمِيْعِ المُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ * رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ جَزَى اللهُ عَنَّا مُحَمَّدًا
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاهُوَأَهْلُهُ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ
عَمَّا يَصِفُّوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَالحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
Langganan:
Postingan (Atom)